CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 15 November 2010

USAHA AIR GALON

PENDUKUNG ASPEK KEUANGAN
a. Perilaku Biaya
Dalam perencanaan penjualan dan penyusunan anggaran biaya, sebaiknya biaya diklasifikasikan berdasarkan perilaku biayanya terhadap volume kegiatan (penjualan atau produksi) yaitu menjadi biaya tetap dan biaya variabel.  Hal ini dilakukan agar mempermudahmenghitung titik impas.
  • Biaya Tetap, merupakan biaya yang secara totalitas tetap walaupun volume kegiatan berubah, sampai batas kapasitas tertentu.
    Atau biaya tetap merupakan biaya yang secara rata‑rata berbanding terbalik dengan volume kegiatan, artinya semakin banyak output yang dihasilkan, maka biaya tetap rata‑ratanya akan semakin menurun.
  • Biaya Variabel, merupakan biaya yang secara totalitas akan berubah mengikuti perubahan volume kegiatan, output naik, maka biaya juga akan naik secara proporsional.
    Atau biaya variabel merupakan biaya yang secara rata‑rata akan tetap (konstan).
Dari perilaku biaya tetap dan biaya variabel, maka dapat dihitung Analisis Titik Impas. Analisis titik impas atau Break Even Point (BEP), merupakan alat analisis sederhana yang sering digunakan untuk menyusun perencanaan penjualan/pelayanan. Dengan demikian bahwa setiap unit usaha mempunyai beban biaya tetap yang harus ditutup dari hasil penjualan setelah dikurangi dengan biaya variabel yang disebut sebagai contribution margin.  Berapa penjualan harus dilakukan agar biaya tetap dapat ditutup dengan contribution margin atau biaya tetap sama dengan contribution margin, dalam kondisi seperti inilah titik impas akan tercapai. Bila unit usaha telah mentargetkan laba/hasil usaha unit tertentu misal 20%, berapa penjualan/pelayanan harus dilakukan, artinya besarnya penjualan harus dilakukan, harus menghasilkan kontribusi margin yang dapat menutup biaya tetap juga masih ada surplus berupa laba 20% tersebut.
Dengan mengetahui penjualan yang harus dilakukan maka dapat diprediksikan pula
  1. Berapa produksi harus dilakukan?
  2. Berapa kebutuhan bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain?
  3. Berapa besarnya biaya non produksi, seperti biaya pemasaran, administrasi dan lain‑lain.
Berdasarkan pertanyaan di atas dapat diketahui besarnya Rugi atau Laba yang akan dicapai (RL proforma)
Analisis impas dapat dilakukan dengan asumsi bahwa
  1. Biaya harus dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel (dengan kriteria seperti dijelaskan sebelumnya);
  2. Harga jual konstan (relatif konstan) selama periode an3lisis;
  3. Produk yang dihasilkan harus satu macam, bila lebih dari macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing‑masing produk harus konstan.
Konsep dasar analisis impas adalah bahwa, titik impas akan terjadi pada saat: Total pendapatan sama dengan total biaya atau TR = TC atau Contribution margin = biaya tetap atau CM = BT
Atas gambaran rumusan di atas, maka BEP dapat ditentukan dengan rumus :
Text Box:  Biaya Tetap  BEP (Rp) = ----------------   Contribution Margin  Text Box:  Biaya Tetap  BEP (Rp) = -----------------------------------              Harga Jual   1- -------------------------   Biaya Variabel/ Unit
Text Box:   Biaya Tetap  BEP Unit = -----------------------------------      Harga Jual – B. Variabel/Unit

b.

Penilaian dan Pengukuran Aspek Keuangan
Selain aspek‑aspek yang telah dikemukakan sebelumnya, aspek keuangan merupakan salah satu aspek yang paling banyak memperoleh perhatian dari para penyusun rencana usaha. Karena dari aspek ini berkaitan erat dengan masalah penilaian perencanaan usaha terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan, seperti dana investasi yang diperlukan, biaya produksi dan operasional yang harus dikeluarkan, pendapatan yang diterima dan sumber dana untuk membiayai perencanaan usaha tersebut.
Studi dalam aspek keuangan diperlukan langkah‑langkah penyusunan proyeksi keuangan untuk kelayakan dari perencanaan usaha tersebut. Langkah‑langkah tersebut adalah :
Langkah Pertama:
  • Berdasarkan pada analisis teknis/produksi, menentukan kebutuhan investasi baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja; Bila berkaitan dengan rencana usaha baru.
  • Menentukan sumber‑sumber dana yang dapat digali dan digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi tersebut; sumber dana dapat diperoleh dari:
• modal sendiri yang dapat disediakan;
• modal pinjaman
Langkah Kedua:
  • Rencana (target penjualan), berdasarkan data‑data diperoleh dari analisis pasar. Ditentukan hasil penjualan setiap tahun yaitu kuantitas dikalikan dengan harga jual;
  • Hasil‑hasil/pendapatan lainnya setiap tahun;
  • Biaya‑biaya meliputi :
(a)    Biaya produksi dan operasional antara lain
    •    Bahan mentah/bahan penolong yang digunakan; •    Bahan bakar yang digunakan; •    Gaji untuk karyawan, manajer dan sebagainya; •    Perlengkapan kantor yang diperlukan; •    Biaya pemeliharaan mesin, peralatan& kendaraan gym digunakan •    Biaya‑biaya latihan keterampilan dan sebagainya; •    Biaya bunga
(b)     Penyusutan, atas aktiva tetap yang digunakan selain tanah;
(c)      Pajak
(d)     Pembayaran hutang/kredit (bila menggunakan sumber dan pinjaman) yang            meliputi:
•    Angsuran hutang pokok;
•    Bunga.
Langkah ketiga:
Berdasarkan data dari analisis teknis dan analisis pasar, serta data‑data keuangan      lainnya yang telah diperoleh/dihitung dalam langkah pertama, tentukan : Biaya Investasi Baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
Langkah keempat:
Berdasarkan pada data‑data tersebut pada langkah kedua, disusun rencana penerimaan dan pengeluaran. Sebelum rencana penerimaan dan pengeluaran disusun, terlebih dulu disusun rencana rugi laba (Performa rugi laba), yang dinilai sangat penting dalam rangka menyusun perkiraan keuangan (finansial forecasting), karena akan menggambarkan proyeksi keuntungan untuk menjawab apakah perencanaan usaha tersebut menguntungkan (profitable).
Langkah kelima:
Berdasarkan langkah keempat, dilakukan penilaian (analisis) terhadap kelayakan perencanaan usaha tersebut.
Jadi secara ringkas untuk menganalisis data, terutama yang berkaitan dengan data keuangan akan dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahapan‑tahapan tersebut antara lain :
  • Menghitung kebutuhan investasi baik untuk
  • Investasi aktiva tetap maupun
  • Investasi untuk modal kerja
  • Arus Kas (Cash Flow)
  • Perkiraan biaya produksi dan operasional;
  • Laporan Rugi Laba Performa;
  • Perhitungan beban cicilan dan bunga kredit;
  • Aliran Kas (Cash Flow)
  • Analisis kelayakan dengan kriteria investasi
  • Kriteria undiscounted,
  • Kriteria discounted
Berikut ini dibahas tahapan‑tahapan di atas:
1. Kebutuhan Investasi
      Jumlah dana yang dibutuhkan, balk untuk keperluan membelanjai investasi aktiva tetap                   maupun untuk modal kerja. Secara sederhana jumlah dana investasi dapat sebagai berikut :
  • luas dan harga tanah yang akan digunakan dan harus dibeli; (apabila belum dimiliki);
  • biaya pematangan tanah (pengukuran, pemagaran dan biaya‑biaya yang berkaitan dengan formalitas penggunaan tanah seperti sertifikat, baik nama dan sebagainya);
  • jumlah dan luas bangunan, serta design dari bangunan tersebut;
  • jenis mesin dan peralatan yang digunakan dan harus dibeli Jenis, jumlah unit mesin/peralatan);
  • kebutuhan kantor (Jenis dan jumlah) seperti mebeler, mesin ketik, komputer dan seterusnya;
  • sarana air dan listrik;
  • sarana transportasi (kendaraan) yang dibutuhkan atau cukup menyewa.
      Tabel  Rekapitulasi Kebutuhan Modal Kerja masa 1 Tahun
U R A I A N
JUMLAH
1. Biaya bahan
- Bahan baku utama Rp ..........................................................
- Bahan penolong Rp ..........................................................
2. Biaya tenaga kerja Rp ..........................................................
3. Biaya Overhead Rp ..........................................................
4. Biaya Gaji Pimpinan Rp ..........................................................
5. Biaya Gaji Ka.Bag/Dir Rp ..........................................................
6. Biaya Gaji Administrasi Rp ..........................................................
7. Biaya ATK Rp ..........................................................
7. Biaya Sewa Rp ..........................................................
8. Biaya Pemasaran Rp ..........................................................
9. Biaya Lain-lain Rp ..........................................................
J u m l a h Rp ..........................................................
      Setelah menghitung kesatuan modal kerja selama satu tahun harus dihitung pula tingkat                   perputaran modal kerja tersebut, langkahnya adalah :
  • hitung kebutuhan waktu perputaran dana (kas), yaitu sejak uang tunai digunakan sampai menghasilkan uang tunai lagi.
            Kas 1, menjadi Kas 2 memerlukan waktu beberapa hari, minggu atau bulan.  Jangka waktu                ini akan menentukan perputaran modal kerja.
  • Langkah kedua, menghitung tingkat perputaran yaitu dengan rumus sebagai berikut :
                360 hari (th)
Tingkat Perputaran=  ----------------------------------- = …kali
                             Jangka waktu perputaran
 Setelah langkah‑langkah di atas dihitung kebutuhan dana untuk modal kerja.
                                             Omset dalam satu tahun
Kebutuhan Modal Kerja = -------------------------------------------------
                                                 Tingkat perputaran modal kerja
Modal Kerja di sini adalah kebutuhan dana untuk operasional usaha sampai menghasilkan produk dan telah dijual.
Sedangkan yang menentukan besarnya kebutuhan modal kerja adalah
  • Jumlah yang dianggarkan tiap periode (1 tahun)
  • Tingkat perputaran modal kerja, atau lamanya dana itu terikat dalam modal kerja, dan
  • Taksiran beban kas harian selain belanja produksi dan atau non komersial.
2)        Anggaran Sumber dan Penggunaan Dana (Struktur Modal)
Selanjutnya yang harus ditetapkan ialah, dari mana kebutuhan dana tersebut diperoleh (sumbernya), dan bagaimana komposisinya (struktur modalnya). Secara ringkas sumber dana dapat diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman.
                 Anggaran sumber dana dan penggunaan dana dapat disusun sebagai berikut:
                 Sumber Dana
Penggunaan Dana
1. Kredit Bank : 1. Investasi Aktiva Tetap : Rp  …………….
KIK Rp  ……………. -  Tanah Rp  …………….
KMKP Rp  ……………. -  Bangunan Rp  ……………
2. Kredit BUMN Rp  ……………. -  Peralatan Rp  ……………
3. Modal Sendiri Rp  ……………. -  Mesin Rp  ……………
-  dst Rp  ……………
2. Investasi Modal Kerja Rp  ……………
Jumlah Rp  …………… Jumlah Rp  ……………

3)        Pengertian Arus Kas (Cash Flow)
Dalam Perencanaan Usaha, arus kas ini menduduki tempat yang sangat penting sebab pengeluaran dan penerimaan proyek di masa mendatang selalu dinyatakan dalam bentuk arus kas. Penilaian kelayakan juga didasarkan atas perbandingan arus kas masuk dengan arus kas keluar.
Pengertian Arus Kas, menurut Lemer (1971) menyatakan, bahwa arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak ditambah dengan jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah.
Selanjutnya pengertian Arus Kas menurut Graham Mott (1985) menyatakan bahwa istilah arus kas biasa digunakan untuk menjelaskan laporan keuangan, yaitu laba operasi setelah dikurangi dengan pajak dan pembayaran dividen, dengan menambahkan kembali beban penyusutan untuk tahun yang bersangkutan.
c.        Tolok Ukur Penilaian Kelayakan Usaha
            Alat analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan pengembangan usaha baru             (kegiatan investasi) dapat dasarnya dibedakan ke dalam dua golongan :
• Metode undiscounted
• Metode discoufted
1). Kriteria Undiscounted
       Metode undiscounted merupakan metode analisis yang hanya didasarkan pada  nilai absolut        dari pendapatan dan biaya, z :a analysis ini hanya didasarkan pada pertimbangan rugi laba.                Sedang untuk metoda discounted merupakan metode analisis yang didasarkan pada Mai                    sekarang (present value) dari arus kas bersih.
       Alat analisis yang didasarkan pada metode/kriteria ini meliputi :
       a).  Metode penilaian investasi
              Metode penilaian investasi yang didasarkan pada jangka waktu pengembalian investasi               (pemulihan investasi) atau jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi. 
              Jangka waktu pemulihan investasi dapat dihitung dengan rumus:
T = lo/A
              lo = investasi
              A = Laba + penyusutan 
       b).   Return On Investment (ROI)
              Metode ROI merupakan metode penilaian investasi yang didasarkan pada tingkat                           pengendalian atas investasi yang dilakukan.

Keuntungan Tahunan
ROI = ---------------------------- X 100%
Total Investasi

       c).   Average Rate of Return (ARR)
Rata‑rata Keuntungan
ARR= ---------------------------   X 100%
Rata‑rata Investasi
              Metode ini menggunakandata laba sesudah pajak maka sepenjang ratio laba tersebut               bertanda positif, berarti usaha tersebut (pengembangan usaha‑ baru) berada pada posisi               yang menguntungkan.
       d).  Analisis Titik Impas
              Impas adalah keadaan di mana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita               rugi (laba = 0). Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas apabila jumlah penghasilan               sama dengan jumlah biaya. Analisis impas sangat bermanfaat untuk : mengetahui                      penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi (lihat                                    penjelasan sebelumnya).
       e).  Kemampuan Membayar Angsuran dan Bunga
              Metode ini juga dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha baru,               terutama didasarkan pada kemampuan usaha tersebut dari keuntungan bersih dan                             penyusutan untuk membayar angsuran dan bunga.
              Rumus Kemampuan Membayar Angsuran dan Bunga per tahun.
Laba Bersih + Penyusutan
 -----------------------------------
Angsuran + Bunga
              Bila hasilnya lebih besar dari 1 (satu) maka pengembangan usaha tersebut layak                             dilaksanakan.
2).  Kriteria Discounted
       Kriteria Discounted, yaitu kriteria investasi yang didasarkan pada perbandingan antara                      manfaat yang akan diperoleh dengan biaya selama umur ekonomis kegiatan usaha yang dinilai        sekarang.
Jumlah manfaat > Jumlah Biaya
       Suatu rencana usaha dikatakan layak untuk dilaksanakan apabila nilai selisih antara manfaat        dan biaya menunjukkan bahwa nilai manfaat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan setelah        dipertimbangkan adanya nilai uang berdasarkan waktu (Time value of money) dengan                       menggunakan daftar Tabel discount faktor.
       a).  Nilai bersih sekarang
              Nilai bersih sekarang (Net present value = NPV adalah selisih dari jumlah manfaat dan                      biaya yang telah dinilai sekarang (present value) dengan tingkat bunga tertentu sebagai                      penentu discount factor selama umur ekonomis yang diperhitungkan. Nilai bersih sekarang               dirumuskan sebagai berikut :

T = n Bt - Ct
NPV =  ----------------------------
T = 1(1 + i)
               Keterangan :
              St          = besarnya penerimaan pada tahun ke t
              Ct          = besarnya pengeluaran pada tahun ke t
              Ko         = Biaya Investasi awal
               i            = Tingkat bunga yang digunakan untuk menentukan discount factor, adalah tingkat                                 bunga simpanan di bank (berlaku Umum)
              NPV>1,    Proyek tersebut layak dijalankan
       b).   Benefit Cos Ratio    


                     Present Value dari Benefit
B/C Ratio =    ‑--------------------------------
                      Present Value dari Cost
                      B/C Ratio > 1, proyek layak.
       c).  Internal Rate of Return (IRR)
              IRR adalah tingkat bunga tertentu yang digunakan untuk menentukan df, dimana pada                     tingkat bunga tersebut NPV = 0
                NPVP X (DfN ‑ DfP)
IRR= DfP+ --------------------------
                NPVP‑NPVN
              Keterangan :
              Dfp         =   Df yang digunakan untuk menghasilkan Net Present Value positif
              DfN         =   Df yang digunakan untuk menghasilkan Net Present Value negatif
              NPVP      =   Net Present Value Positif
              NPVN     =   Net Present Value Negatif
              Bila IRR > tingkat bunga yang berlaku, proyek layak.

Rabu, 10 November 2010

BAGAIMANA MEMULAI USAHA WARNET

1. Biaya Listrik
Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Sebagai contoh kasus kita coba menghitung berapa besar daya listrik yang diperlukan oleh warnet dengan konfigurasi berikut:

  • PC : 11 unit @ 200 watt
  • Monitor: 11 unit CRT 15″ @ 90 watt
  • Printer: 1 unit inkjet @ 40 watt
  • Scanner: 1 unit @45watt
  • Lampu indoor: 4 buah TL @ 25watt
  • Lampu outdoor: 2 buah TL @ 50watt
  • AC: 2 buah @ 1,5 PK ( 1 pk = 746 watt, 1,5 pk = 1119 )
  • Cooler: 1 unit @ 90 watt
Total kebutuhan daya adalah:
  • PC = 11 x 200 = 2200 watt
  • Monitor = 11 x 90 = 990 watt
  • Printer = 1 x 40 = 40 watt
  • Scanner = 1 x 45 = 45 watt
  • Lampu indoor = 4 x 25 = 100 watt
  • Lampu outdoor = 2 x 50 = 100 watt
  • AC = 2 x 1119 = 2238 watt
  • Cooler = 1 x 90 = 90 watt
  • Total kebutuhan daya = 5803 watt
Dilihat dari paparan di atas maka daya listrik terpasang yang disarankan adalah minimal 6600 watt. Biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan. Banyak cara (yang halal) untuk menurunkan pemakaian daya listrik. Misalnya: menggunakan monitor LCD, mematikan pc/monitor yang tidak digunakan, mengatur suhu AC pada suhu yang tidak terlalu dingin ( 22 – 25 derajat celcius ).
2. Biaya koneksi per bulan.
Berbicara biaya koneksi, maka pilihannya beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Keterangan mengenai hal ini bisa dibaca di warnetpedia . Saran saya, tentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk biaya dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.
3. Apakah usaha warnet bisa bertahan hingga 5 tahun ke depan?
Tentu bisa. Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet. Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan.
posting yang berkaitan dengan hal ini: Prospek Bisnis Warnet
4. Mana lebih menguntungkan Warnet atau game online?
Pertanyaan ini sulit dijawab tanpa adanya data akurat. Pengalaman setiap orang bisa berbeda tetapi kita bisa menganalisanya sebagai berikut: Warnet biasanya tidak perlu spesifikasi komputer setinggi game center. Dari sisi harga, Warnet umumnya di atas game center yang justru membutuhkan spesifikasi komputer yang lebih tinggi. Namun, secara kasat mata, game center lebih ramai dari Warnet. Beberapa warnet juga menyediakan game online sebagai bagian dari pelayanan mereka. Saya kira inilah jalan tengah terbaik dengan catatan bahwa pengguna game dan warnet dipisahkan mengingat karakter keduanya sangat berbeda.
5. Tingkat Okupansi.
Tingkat okupansi yang umum adalah 7 – 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali). Jarang sekali ada warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam.

sumber :http://irwinday.web.id/2008/02/12/memulai-usaha-warnet/